Ponpes Miftahul Huda Majenang Dapat ISO

Majenang(Pinmas)—Pondok Pesantren
(Ponpes) Pembangunan “Miftahul Huda”, Kampung Cigaru I, Majenang,
Kabupaten Cilacap. Jawa Tengah, Senin, mendapat sertifikat ISO 900:2008. Ini merupakan Ponpes Syalafiyah pertama di Indonesia yang mendapat pengakuan Internasional.
Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Prof Dr H Nur Syam, M.Si mengakui Ponpes Miftahul Huda merupakan ponpes pertama di Indonesia yang pertama di dunia.
“Alhamdulillah dengan kerjakeras ada ponpes yang mendapat penghargaan Internasional dengan standar ISO,” kata Nur Syam dalam pidatonya pada acara pemberian ISO di Ponpes Pembangunan “Miftahul Huda”.
Hadir pada acara itu, mantan Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) dan juga Ketua Dewan Pembina Ponpes Pembangunan Miftahul Huda, Slamet Riyanto. Presiden Director Mutu Certification International Arifin Lambaga dan sejumlah pengasuh ponpes setempat.
Nur Syam mengatakan kita ingin membuktikan bahwa pesantren kalau dikelola dengan cara bagus, kemudian dilakukan sentuhan modernisasi dari mulai sistem dan pelayanan, ternyata pesantren itu bisa menjadi kekuatan yang luar biasa dari segi kualitas.
“Terbukti bahwa Ponpes Miftahul Huda ini yang dikelola KH Muchlis Sofyan ternyata mendapat pengakuan ISO 9001:2008. Itu artinya pesantren pun bisa mendapatkan pengakuan internasional,” kata dia.
Nur Syam menegaskan ini merupakan hal yang menarik karena dugaan kita selama ini, bahwa ponpes memiliki administrasi yang jelek, pelayanan jelek tapi ternyata ada ponpes yang mendapatkan ISO karenanya ponpes ini bisa menjadi percontohan.
Nur Syam mengatakan ponpes khususnya yang berada di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) tidak masalah dengan masuknya program standar internasionalisasi, karena pesantren di bawah lingkungan NU tetap dalam khasanah untuk mengambil yang hal-hal baru, yang bermanfaat dan tidak meninggalkan pola lama yang masih bermanfaat.
“ISO ini bukan sesuatu haram tapi kewajiban yang harus diperoleh karena melalui ISO orang akan tahu pesantren itu berkualitas. Sebab itu ponpes tidak perlu khawatir masuknya sistem baru untuk bisa mendapatkan ISO” kata Nur Syam.
Slamet Riyanto dalam sambutannya merasa bersyukur atas diperolehnya ISO untuk ponpes yang dikelolanya, karena ia mengingat para pengasuh ponpes ini untuk mempertahankan prestasi ini. (Johara) kemenag.go.id
Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Prof Dr H Nur Syam, M.Si mengakui Ponpes Miftahul Huda merupakan ponpes pertama di Indonesia yang pertama di dunia.
“Alhamdulillah dengan kerjakeras ada ponpes yang mendapat penghargaan Internasional dengan standar ISO,” kata Nur Syam dalam pidatonya pada acara pemberian ISO di Ponpes Pembangunan “Miftahul Huda”.
Hadir pada acara itu, mantan Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) dan juga Ketua Dewan Pembina Ponpes Pembangunan Miftahul Huda, Slamet Riyanto. Presiden Director Mutu Certification International Arifin Lambaga dan sejumlah pengasuh ponpes setempat.
Nur Syam mengatakan kita ingin membuktikan bahwa pesantren kalau dikelola dengan cara bagus, kemudian dilakukan sentuhan modernisasi dari mulai sistem dan pelayanan, ternyata pesantren itu bisa menjadi kekuatan yang luar biasa dari segi kualitas.
“Terbukti bahwa Ponpes Miftahul Huda ini yang dikelola KH Muchlis Sofyan ternyata mendapat pengakuan ISO 9001:2008. Itu artinya pesantren pun bisa mendapatkan pengakuan internasional,” kata dia.
Nur Syam menegaskan ini merupakan hal yang menarik karena dugaan kita selama ini, bahwa ponpes memiliki administrasi yang jelek, pelayanan jelek tapi ternyata ada ponpes yang mendapatkan ISO karenanya ponpes ini bisa menjadi percontohan.
Nur Syam mengatakan ponpes khususnya yang berada di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) tidak masalah dengan masuknya program standar internasionalisasi, karena pesantren di bawah lingkungan NU tetap dalam khasanah untuk mengambil yang hal-hal baru, yang bermanfaat dan tidak meninggalkan pola lama yang masih bermanfaat.
“ISO ini bukan sesuatu haram tapi kewajiban yang harus diperoleh karena melalui ISO orang akan tahu pesantren itu berkualitas. Sebab itu ponpes tidak perlu khawatir masuknya sistem baru untuk bisa mendapatkan ISO” kata Nur Syam.
Slamet Riyanto dalam sambutannya merasa bersyukur atas diperolehnya ISO untuk ponpes yang dikelolanya, karena ia mengingat para pengasuh ponpes ini untuk mempertahankan prestasi ini. (Johara) kemenag.go.id
Saat Dahlan Iskan Jumatan di Ponpes Ba’asyir
Ini bukan kunjungan resmi Dahlan Iskan. Bos Jawa Pos Grup itu hanya mampir sejenak untuk melaksanakan ibadah salat Jumat. Saat itu, Jumat siang 16 Maret 2012, Direktur Pondok Pesantren KH Wahyudin disapa seorang berkacamata di tempat wudhu masjid.
“Saya izin mau Jumatan,” kata Dahlan Iskan seperti disampaikan Ustad Wahyudin dalam perbincangan dengan VIVAnews, Senin 16 April 2012. Wahyudin mengatakan, Ngruki mengizinkan siapapun yang ingin beribadah di masjid pondok pesantren.
“Saya perhatikan, sepertinya saya kenal,” kata pria berjanggut ini. “Lalu saya tanya, Anda Pak Dahlan Iskan?” tanya Wahyudin. Dahlan pun menjawab, “Iya.” Lalu keduanya menjalankan ibadah salat Jumat bersama.
Usai Jumatan, Dahlan dan Ustad Wahyudin kembali berbicara. Wahyudin meminta Dahlan Iskan untuk memberikan motivasi kepada para siswa pondok. Tetapi Dahlan sempat menolak. “Katanya belum ada persiapan,” ujar Wahyudin. Akhirnya, Dahlan berkenan berbicara di hadapan murid-murid pondok pesantren.
Ustad Wahyudin pun memperkenalkan Dahlan kepada murid-murid setingkat SMP dan SMA. “Saya bilang, ini Menteri BUMN, hobinya blasak-blusuk,” ujar Wahyudin.
Di hadapan para murid, Dahlan menceritakan pengalaman hidupnya. Dari saat menjadi transmigran sampai pengusaha koran. Akhirnya kunjungan mendadak sekitar 1 jam itu berakhir. Ustad Wahyudin berharap semua pejabat pemerintah pusat bisa meniru Dahlan Iskan.
Saat itu, Wahyudin menyayangkan Dahlan Iskan yang tidak menyampaikan pemberitahuan kunjungan. Karena, Ngruki tidak melakukan persiapan menyambut kedatangan sang menteri. “Kalau bilang mau datang, kami bisa siapkan makan siang. Tapi beliau bilang tidak perlu, cukup makan di warung,” ujar Wahyudin.
Wahyudin sangat mengapresiasi kedatangan Dahlan Iskan. “Karena dengan seringnya mengunjungi daerah, seorang menteri dapat mengetahui dengan pasti kondisi dan permasalahan di daerah,” ujar Wahyudin.
• VIVAnews






























Tidak ada komentar:
Posting Komentar