.

.

.
.
,
[URL=http://www.neobux.com/?r=agungbagi][IMG=http://img.neobux.com/imagens/banner9.gif][/URL]

Minggu, 06 Mei 2012

sosok

 

Kekhusyukan Shalat dan Doa Mike Tyson

Selasa, 22 Mei 2012
 
Kekhusyukan Shalat dan Doa Mike Tyson
Mantan jawara tinju sejati kelas berat Mike Tyson alias Malik Abdul Azis.

REPUBLIKA.CO.ID, Mike Tyson adalah legenda tinju dunia, setelah Muhammad Ali. Terali besi menjadi jalan bagi si Leher Beton untuk menemukan hidayah Allah SWT.

Ia memeluk Islam saat menjalani hukuman penjara atas tuduhan memperkosa ratu kencantikan Amerika Serikat (AS) tahun 1991. Sebelum dipenjara, Tyson sedang berada dalam puncak kariernya. Ia tercatat sebagai juara dunia tinju kelas berat sejak 1986 hingga tahun 1990.

Begitu keluar dari penjara, Tyson sempat beberapa kali menjalani pertandingan untuk mempertahankan gelarnya, namun tidak berhasil. Kabar terakhir, Januari lalu, ia sempat muncul di arena gulat bebas di AS.

Setelah itu, Tyson seakan menghilang hingga muncul kabar bahwa sang legendaris tinju itu menjalani ibadah umrah, beberapa waktu lalu.

Perjalanan ke Tanah Suci itu ternyata sungguh membekas di hati mantan petinju dunia, Mike Tyson. "Saya masih suka menangis bila ingat saya bisa datang ke Taman Surga di Madinah," ujarnya, menceritakan saat-saat mengharukan ketika ia shalat di Raudhah, samping makam Rasulullah SAW. "Saya bahkan berpikir untuk tidak beranjak dari tempat suci itu."

Secara bergurau pria yang dulu dijuluki sebagai "si leher beton" ini menyatakan tak ingin dikenali sebagai Mike Tyson oleh orang lain ketika berada di Tanah Suci. "Saya berharap mereka membiarkan saya menikmati saat-saat  saya penuh emosi dan sendirian berdoa."

Tyson pergi berumrah bersama-sama dengan presiden misi perdamaian Kanada, beberapa duta besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan cendekiawan Muslim Shazad Muhammad. Di Madinah banyak fans menunggu berjam-jam untuk melihat dan berfoto bersama petinju terkenal di dunia itu.

Sepertinya, Tyson telah menjadi sosok yang relijius. Ia shalat dan berdoa dengan begitu khusyuk. Inilah videonya: <iframe width="420" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/aWBvI212FZg" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>

 Siapa Sebenarnya Irshad Manji?

Nama Irshad Manji kembali menjadi sorotan di Indonesia. Apalagi pasca kericuhan di Teater Salihara Jalan Salihara Nomor 16 Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Irshad diusir oleh Front Pembela Islam (FPI) saat menggelar diskusi dan peluncuran buku "Allah, Kebebasan dan Cinta" di Salihara. Siapa sebenarnya Irshad Manji?

Irshad adalah wanita kelahiran Uganda, Afrika Timur pada 49 tahun silam. Dia adalah seorang penulis dari Kanada, jurnalis dan pengacara dari reformasi dan progresif Islam.

Dia adalah pendiri dan presiden organisasi Projek Ijtihad. Organisasi itu bergerak dalam mempromosikan tradisi berpikir kritis, perdebatan dan perbedaan pendapat dalam Islam. Organisasi tersebut berada di antara jaringan reformis muslim, dan non muslim.

Selain seorang penulis, Manji terkenal sebagai kritikus Islam arus utama tradisional. Dan dia pernah diberitakan oleh The New York Times sebagai mimpi buruk bagi Osama Bin Laden.

Hasil Karya tulis terakhir Manji berjudul Allah, Liberty and Love. Buku itu diterbitkan pada bulan Juni 2011 di Amerika Serikat (AS), Kanada dan lainnya.

Dalam buku itu dijelaskan, bagaimana menjadi seorang yang berani jika ada orang ingin membungkam mulutmu. Buku ini merupakan panduan utama untuk menjadi warga dunia yang berani.

Manji memiliki keturunan ayah dari Gujarat dan ibu dari Mesir. Keluarganya pindah ke Kanada ketika dia berusia empat tahun. Dia dibesarkan di lingkungan sekuler dan sebuah sekolah beragama Islam. Dia mempelajari Islam melalui perpustakaan umum dan tutor bahasa Arab selama 20 Tahun. Dan yang paling mengejutkan adalah secara terbuka dia mengaku seorang lesbian.

Irshad Manji Pernah Diusir di Belanda

Pembubaran acara diskusi yang dihadiri oleh Irshad Manji bukan yang pertama. Acara dan peluncuran buku Irshad selalu diwarnai pro dan kontra.

"Dia pernah bilang kalau di Amsterdam (Belanda) pernah seperti ini," kata Defri, salah satu peserta diskusi kepada merdeka.com. Dia menjelaskan, awalnya pelucuran buku dimulai pada pukul 19:00 WIB. Tetapi polisi meminta acara dihentikan.

Setelah melalui diskusi, acara kemudian dilanjutkan tanpa menggunakan pengeras suara. Dalam diskusinya, Irshad mengatakan bahwa ia mempertanyakan tentang bagaimana mereformasi Islam itu sendiri.

Selain itu, dia merasa senang berkunjung ke Indonesia. Sejak pertama kali datang ke Indonesia belum banyak merespons. Pada saat kunjungan kali ini, dia mengatakan bahwa Jakarta mempunyai nuasa fundamentalis sangat besar.

"Acara ini kedua kali dia datang ke Indonesia, dan yang kedua kali ini ia merasakan Jakarta mempunyai nuansa fundamentalis sangat besar," terang Defri.

Kontroversi acara Irshad mencuat setelah sejumlah massa mendatangi acara diskusi buku karya Irshad Manji di Jalan Salihara nomor 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. FPI dan warga meminta agar diskusi itu dihentikan.

Pihak kepolisian berhasil meredam emosi warga. Demi menjaga situasi yang tidak di inginkan, akhirnya pihak kepolisian mengawal Irshad Manji untuk diantarkan ke tempat penginapannya.

Alasan FPI Protes Diskusi Buku Salihara 

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Front Pembela Islam (FPI) Habib Salim Alatas mengatakan alasan FPI berunjuk rasa pada acara diskusi di Salihara karena diskusi buku Allah, Liberty and Love mengajarkan tentang percintaan antar sesama jenis kelamin.

"Bila mau jadi lesbi atau gay, sendiri saja. Jangan ajak-ajak," katanya saat dihubungi Tempo pada Jumat 4 Mei 2012.

Habib sendiri belum membaca buku yang ditulis Irshad Manji ini. Ia hanya mendapat aduan dari Dewan Pimpinan Wilayah FPI Jakarta Selatan bahwa buku itu mengajarkan kesesatan. "Saya tidak dapat buku itu, yang dapat DPW. Mereka yang laporkan ajaran sesat," katanya.

Akhirnya, feminis Islam asal Kanada, Irshad Manji, meninggalkan galeri Salihara, Jakarta Selatan, dengan dikawal satu mobil polisi dari Kepolisian Sektor (Polsek) Pasar Minggu, setelah sejumlah warga dan organisasi masyarakat menolak kehadiran wanita tersebut ke Indonesia.

Namun sebelum meninggalkan Salihara, Irshad sempat mengatakan bahwa dia bangga dengan semua peserta yang sudah menunjukkan integritas, cinta, dan mengatasi rasa takut.

"Saya bangga kepada semua peserta yang telah menunjukkan integritas, cinta, dan mengatasi rasa takut," kata Irshad. "Hari ini kita akan tunjukkan cinta. Kita ingin bertahan dalam kesatuan," katanya. Ketika seseorang melalui akun Twitter mengkritik buku yang dianggap mengajarkan soal gay itu ke akun @IrshadManji, Irshad tidak menjawabnya. Irshad hanya me-retweet kritik itu.

Bahkan, para demonstran yang berada di luar terus berteriak-teriak dan meminta Irshad untuk segera meninggalkan lokasi tersebut. Irshad sempat bertahan dan mengatakan bahwa dia tidak mau dikendalikan oleh orang-orang yang tidak sependapat dengannya.

Puluhan peserta yang mengikuti kuliah umum tersebut juga bertahan, dan akhirnya Irshad meninggalkan lokasi tersebut setelah melakukan negosiasi dengan pihak kepolisian. Meski demikian, Irshad akan terus melanjutkan tur bukunya di Yogyakarta dan Solo.

Pendiri Komunitas Salihara, Goenawan Mohammad, mengatakan bahwa menyesal atas insiden yang terjadi, dan terpaksa kuliah umum harus dihentikan. "Pembubaran ini adalah pelanggaran HAM untuk berkumpul dan menyatakan pendapat," kata pendiri kelompok media Tempo itu.

Goenawan mengatakan bahwa saat ini sudah memasuki era reformasi, dan Salihara pernah mengundang banyak nara sumber, namun tidak pernah terjadi pembubaran seperti itu.

"Tuduhan bahwa Irshad menyebarkan paham sesat soal lesbianisme dan gay adalah fitnah," katanya. Ia pun mengatakan, akan mengajukan gugatan apabila pihak kepolisian menggunakan pasal-pasal yang tidak jelas saat membubarkan kuliah umum itu.

Goenawan mengatakan, pembubaran ini baru pertama kali terjadi. Padahal sudah beberapa kali Salihara menyelenggarakan bedah buku yang mengundang narasumber asing.

Ditanya perihal alasan penolakan dari warga, Goenawan mengatakan sebelum ini tidak ada warga sekitar Salihara yang datang mengajukan keberatan. Dia mengatakan baru tahu setelah ada polisi datang.

Terkait dengan perizinan, dia mengatakan untuk acara semacam ini tidak perlu ada izin. "Tidak pernah ada perizinan, ini kan sudah reformasi. Setiap kali ada pertemuan tidak pernah ada masalah," ucapnya. (IRIB Indonesia/Antara/Merdeka/Tempo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More