.

.

.
.
,
[URL=http://www.neobux.com/?r=agungbagi][IMG=http://img.neobux.com/imagens/banner9.gif][/URL]

Kamis, 24 Mei 2012

Mimbar Nurani


Etika Berpolitik

Selasa, 02 April 2013, 12:18 WIB
Komentar : 0
katamutiarabijak.net
Jujur itu pilihan (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Muhbib

Setelah dibaiat para sahabat Muhajirin dan Anshar, Abu Bakar Ash-Shiddiq naik mimbar dan menyampaikan pidoto politik. "Wahai para sahabat, aku diangkat menjadi khalifah, padahal aku bukanlah yang terbaik di antara kalian,'' ujarnya. aku berlaku benar, kata Abu Bakar, dukunglah aku. Jika aku menyeleweng, luruskanlah aku. Kejujuran itu adalah amanah, sedangkan kebohongan adalah khianat.
selanjutnya

 Tentang Hubungan RI-Israel yang Tidak Diketahui Publik

Publik tidak tahu bahwa RI sering bertransaksi dengan israel walaupun tidak punya hubungan diplomatik. Berikut saya ungkapkan beberapa skandal hubungan RI-Israel yang tidak di ketahui publik.

Operasi Alpha kode "Merpati" pembelian 32 pesawat tempur A-4 Skyhawk. Mayjen Benny Moerdani saat itu yang memimpin langsung operasi tersebut. Kata-kata Moerdani pada waktu briefing adalah: "Misi ini adalah misi rahasia, maka yang merasa ragu-ragu, silahkan kembali sekarang juga. Kalau misi ini gagal, negara tidak akan pernah mengakui kewarganegaraan kalian".

Ya, saat itu memang Indonesia harus menghadapi operasi militer lanjutan di Timor Timur dan kekurangan pesawat tempur. Skenario mereka waktu itu adalah berpura-pura latihan terbang di Amerika padahal mereka menuju pangkalan Israel. Di Israel, pangkalan tidak pernah memiliki nama pasti. Nama pangkalan hanya berupa angka dan bisa berubah.

Bisa saja nama pangkalan itu adalah base number nine di hari tertentu, namun esoknya bisa diganti dengan angka lain. Selama 4 bulan kesepuluh pilot AU melaksanakan kegiatan pelatihan agar mampu mengendalikan pesawat A-4 Skyhawk. Mereka di latih oleh pilot Israeli Air Force (IAF) agar mampu mengoperasikan pesawat A-4 Skyhawk sebagai alat perang! Latihan terbang berakhir tanggal 20 Mei 1980 dengan dihadiri oleh beberapa pejabat militer Indonesia dengan berpakaian sipil.

Cukup aneh bukan? Untuk negara yang tidak ada hubungan diplomatik tapi beberapa pejabatnya bisa hadir di Israel? Selesai pendidikan di Israel, mereka tidak langsung pulang ke Indonesia, namun diterbangkan dulu ke New York. Para pilot AU sengaja dikirim kesana untuk bisa melupakan kenangan tentang Israel.

Di Yuma, Arizona, mereka telah diskenariokan masuk latihan di pangkalan US Marine Corps (USMC), Yuma Air Station. Mereka wajib berfoto, seakan-akan baru diwisuda sebagai penerbang A-4USMC, sekaligus menerima ijasah versi USMC tujuan wajib berfoto sebagai penguat kamuflase intelijen, bahwa mereka memang dididik di AS!

Tanggal 4 Mei 1980, persis sehari sebelum pesawat C-5 Galaxy USAF mendarat di Lanud Iswahyudi, Madiun yang mengangkut F-5 E/F Tiger II, turunlah paket A-4 Skyhawk gelombang pertama, terdiri dua pesawat single seater dan dua double seater tiba di Tanjung Priok. Pesawat-pesawat tersebut diangkut dengan kapal laut langsung dari Israel, dibalut memakai plastik pembungkus, cocoon berlabel F-5.

Dengan demikian, seakan-akan satu paket proyek kiriman pesawat terbang namun diangkut dengan media transportasi berbeda. Last but not least, gelombang demi gelombang pesawat A-4 akhirnya datang ke Indonesia setiap lima minggu. Lalu semuanya lengkap sekitar bulan September 1980.

Lanjut operasi ke dua... Dari nomor telepon 0811.99.xxxx (8 Mei 2007, Pada Pukul 21.57.54) "I'm still in Madrid, Praying, Praying, Praying". Itu adalah sms dari komjen GM yang mengadakan pertemuan rahasia di spanyol dengan Pengusaha yang menyediakan alat penyadap dari Israel yang mengeluh banyaknya upeti setoran yang harus dikeluarkan jika hendak melakukan investasi ke Indonesia. GM diduga terlibat dalam kasus korupsi pembelian alat penyadap buatan Israel yang digunakan Tim Anti Teror POLRI. Oke, ternyata cukup banyak transaksi yang tidak diketahui publik untuk sebuah negara yang tidak punya hubungan diplomatik!

Pagi hari di Sabtu pertama Oktober 2005. Perwira piket di desk Asia markas besar Mossad di Tel Aviv menerima email. Email dari agen lapangannya di Jakarta. Pesannya: Bali kembali diserang bom bunuh diri! Informasi yang sampai begitu cepat di markas besar dinas intelejen luar negeri Israel, Mossad, membuktikan satu hal betapa efisiennya kerja mata-mata Mossad yang di tempatkan di Jakarta!

Mossad merekrut banyak 'sayanim' di sejumlah negara, terutama negara Muslim atau mayoritas penduduknya Muslim. Sayanim adalah orang Yahudi yang tinggal di suatu negara yang secara sukarela memberikan informasi kepada Mossad. Sejarah keberadaan keturunan Yahudi di Indonesia dimulai sejak Belanda menjajah negeri ini. Seorang sayanim (informan) Mossad di Jawa Timur menghubungi perwira pengendalinya tentang hal mencurigakan di Batu,Malang. Ya informan itu menceritakan tentang Azhari dan Noordin M Top!

Setelah memastikan bahwa memang Azhari dan kelompoknya ada di rumah itu. Mata-mata Mossad tersebut segera melakukan sambungan telepon ke Kedutaan Israel di India.

Lalu, Kementerian Luar Negeri India diberitahu yang kemudian mengontak sejawatnya di Jakarta. Dan operasi penyergapan pun dilakukan pada awal November 2005 berkat informasi Mossad. Dalam penyergapan itu Azhari tewas dan Noordin M Top tidak ditemukan.Terlalu 'mesra' kah untuk negara yang tidak punya hubungan diplomatik dgn kita?

Demikian beberapa skandal RI-Israel yang tidak banyak di ketahui publik. (IRIB Indonesia )

Parlemen Saudi: Pembunuhan Muslim Rohingya, Pembersihan Etnis

Rabu, 08 Agustus 2012,
Parlemen Saudi: Pembunuhan Muslim Rohingya, Pembersihan Etnis
Pengungsi Rohingya

"Parlemen mengutuk pembersihan etnis Muslim Rohingya dan serangan brutal yang dialamatkan pada Muslim Rohingya. Begitu juga, pelanggaran HAM dengan memaksa Muslim Rohingya meninggalkan tempat tinggalnya," demikian seperti dikutip Saudi Press Agency, Selasa (7/8).

Ketua Parlemen Arab Saudi, Raja Abdullah, lantas mendesak komunitas internasional untuk bertindak, bertanggung jawab, dan melindungi keberadaan Muslim Rohingya. Menyikapi kekerasan tanpa henti yang menimpa Muslim Rohingya itu, sejumlah delegasi dari DPR dan organisasi masyarakat (ormas) segera berangkat ke Myanmar. Mereka mendesak Pemerintah Myanmar untuk menghentikan konflik yang merugikan Muslim Rohingya.

"Saat ini, mereka sedang mengurus visa untuk keberangkatan. Paling cepat, Kamis (9/8) berangkat," ujar anggota Komisi Hubungan Internasional DPR dari Fraksi PKS Almuzzammil Yusuf, di Jakarta, Selasa.

Menurut Almuzzammil, ada usulan untuk menjadikan Jusuf Kalla sebagai mediator dalam konflik Muslim Rohingya. Usulan ini melihat kapasitas Kalla yang dinilai sukses mendamaikan konflik Aceh, Poso, dan Maluku. Pada 3 Agustus lalu, Kalla memang diminta menjadi pembicara dalam pertemuan yang digagas oleh Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Kuala Lumpur, Malaysia.

Di pertemuan itu, JK menyampaikan gagasan dan ide seputar penyelesaian konflik yang diwarnai pembantaian etnis Muslim Rohingya di Myanmar. Jusuf Kalla menyatakan, penyelesaian kasus Rohingya hendaknya menekankan sisi kemanusiaan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, surat Indonesia untuk Presiden Myanmar Thein Sein sudah diterima. Pemerintah Myanmar menyambut baik dan menghargai pandangan Indonesia mengenai Rohingya. "Myanmar menghargai pandangan Indonesia sebagai negara sahabat yang selama ini telah memberikan pemahaman yang baik atas perkembangan di Myanmar," katanya saat ditemui di Istana Merdeka, Selasa (7/8) sore.

Menlu Myanmar mengatakan, usulan Indonesia itu akan dipertimbangkan, yakni menerima Sekjen OKI untuk berkunjung di Myanmar. "Secara khusus, sesuai arahan Presiden agar Myanmar menerima misi dari OKI di negaranya," katanya. Marty juga menegaskan Indonesia menginginkan agar penduduk Rohingya diberikan hak-hak dasarnya.

Sedangkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Amidhan menyoroti situasi di Myanmar agar tidak memengaruhi kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Ia mengatakan, MUI dan majelis ulama lain menentang penistaan dan pelanggaran HAM yang terjadi di Myanmar. Umat Buddha di Tanah Air juga memprotes pembiaran Pemerintah Myanmar terhadap Muslim Rohingya. Amidhan meminta masyarakat Indonesia melihat masalah Muslim Rohingya sebagai kekerasan antaretnis, bukan antaragama.
Dunia internasional terus mengutuk serangan terhadap Muslim Rohingya. Parlemen Arab Saudi mengecam penindasan dan pembunuhan Muslim Rohingya dengan menyatakan hal tersebut adalah pembersihan etnis.
(Republika)

Pakar : Ekonomi Islam Solusi Ketidakadilan

Kamis, 16 Pebruari 2012

Pakar : Ekonomi Islam Solusi Ketidakadilan

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Sistem ekonomi Islam menjadi solusi alternatif terhadap ketidakadilan yang muncul akibat sistem ekonomi konvensional, kata pengamat ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Masyhudi Muqorobin.

"Hal itu menunjukkan bahwa Islam memang membawa kebaikan untuk semua, bukan hanya untuk orang Islam. Islamisasi dalam ilmu ekonomi menjadikan ekonomi yang ada lebih Islami dan adil," katanya di Yogyakarta, Kamis (16/2).

Menurut dia, ekonomi Islam memiliki keunggulan, baik sebagai ilmu maupun sistem. Dalam dunia profesional, ekonomi Islam juga dibutuhkan oleh pasar, karena sesuai dengan permintaan.

"Ekonomi Islam membawa nilai-nilai yang belum muncul pada sistem ekonomi konvensional. Contohnya, saat meminjam uang di bank konvensional, pertanyaan atas peminjaman menjadi kurang penting, sedangkan di bank dengan sistem ekonomi Islam, misalnya Bank Syariah, tujuan peminjaman harus jelas," katanya.

Ia mengatakan tujuan peminjaman untuk pembelian barang atau jasa harus disebutkan, sehingga istilah peminjaman diubah menjadi pembiayaan. Bagi peminjam modal, sistem bagi hasil diberlakukan.

"Sistem bagi hasil artinya adalah bagi risiko. Di bank konvensional, jika peminjam bangkrut, maka jaminan akan diambil, bank tidak akan ambil pusing, tetapi dengan sistem ekonomi Islam, akan ada pemberian jangka waktu penangguhan," katanya.


Redaktur: Hafidz Muftisany
Sumber: Antara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More